Sejarah Masjid Nabawi yang mungkin Anda belum Tahu
www.umrohhajiindonesia.com – Masjid Nabawi merupakan masjid terbesar kedua umat islam setelah Masjidil Haram. Masjid ini terletak di kota Madinah Al Munawwarah. Namun sebelum menjadi salah satu masjid terbesar umat islam ini, tersimpan sejarah yang cukup panjang. Bagaimana sejarahnya? Simak artikel berikut ini.
Masjdi Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun pertama Hijriyah bertepatan dengan 622 M atau setelah Nabi Hijrah dari Makkah ke Madinah. Tujuan dibangunnya masjid ini yakni sebagai salah satu pilar umat islam. Dibangun diatas lahan seluas 70 x 60 hasta atau sekitar 31,5 x 27 meter milik dua anak yatim yakni sahal dan suhail bin Amir yang diasuh oleh Mu’adz bin Atrah. Pada mulanya, Nabi saw memanggil kedua anak yatim tersebut dan menyampaikan niatnya membangun masjid di tanah mereka. Tetapi respon yang mereka berikan sangat luar biasa, mereka menjawab, “Kami akan menghibahkan tanah ini kepadamu, wahai Rasulullah.” Namun, Nabi saw bersikeras menolak dan memutuskan untuk membelinya dengan harga 10 dinar.
Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi menyebutkan, sebenarnya tanah yang hendak dijadikan masjid tersebut belum siap digunakan karena pada saat itu tumbuh beberapa pohon kurma dan ada beberapa kuburan orang musyrik. Melihat hal tersebut, Nabi saw memerintahkan para sahabat untuk membongkar dan memindahkan kuburan-kuburan tersebut serta menebang pohon-pohonnya dan menggunakan kayunya untuk membangun bagian kiblat masjid. Setelah tanah dibersihkan dan diratakan, barulah pembangunan Masjid Nabawi dimulai.
Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW terlibat langsung bersama sahabat dalam pembangunan Masjid Nabawi dengan ikut membantu mengangkut beberapa batu dan kebutuhan material. Rasulullah meletakkan batu pertama, kemudian diikuti oleh sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Pada waktu itu, kiblat masjid masih mengarah ke Baitul Maqdis. Fondasi masih terbuat dari batu-batu keras, dindingnya juga terbuat dari batu bata tanah liat. Pilar-pilar masjid terbuat dari batang pohon kurma, sementara atapnya terbuat dari pelepahnya.
Jadi, pada awalnya Masjid Nabawi tampak sangat sederhana. Tidak ada hiasan, tidak ada tikar, dan tidak ada penerangan. Untuk penerangan saat malam hari menggunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Meskipun sangat sederhana, namun Masjid Nabawi menjadi pusat segala aktivitas ummat islam pada saat itu. Selain sebagai pusat melakukan ibadah lima waktu, masjid juga difungsikan sebagai tempat untuk berdiskusi dan musyawarah terkait perkara sehari-hari seperti masalah perkawinan, pembagian hak waris, jual beli dan lain-lain.
Rasulullah SAW juga menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat dakwah dan pendidikan agama Islam. Bahkan hal ini masih berlanjut sampai sekarang, dimana jika Anda berkunjung ke Masjid Nabawi akan mendapati halaqoh atau pengajian yang dipimpin syekh atau guru. Biasanya kegiatan ini berlangsung sesudah shalat Maghrib dan sholat subuh.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perluasan dan juga renovasi hingga menjadi salah satu masjid terbesar umat Islam. Saat ini, Masjid Nabawi mampu menampung jamaah hingga 1,6 juta orang dalam satu waktu dan selalu dipadati oleh umat Islam baik yang ingin beribadah maupun berziarah. Tidak heran jika Masjid Nabawi menjadi salah satu tujuan utama bagi jamaah haji dan umrah umat Islam di seluruh dunia.
Sumber Artikel :